Aku
tak mengerti dengan perasaan yang sudah mendalam ini. Apakah ini sebuah cinta? Ralat.
Apakah ini memang benar-benar cinta? Atau hanya perasaan kasihan terhadapnya
saja? Aku bingung bagaimana menafsirkan tentang perasaan ini. Kebimbangan hati
ini. Kegelisahan terhadap apa yang sedang kurasakan.
Lima
bulan bukan waktu yang singkat. Banyak cerita. Banyak kenangan. Banyak hal yang
kita lewati bersama. Banyak pengalaman yang sudah ku lakukan dalam hal ini. Tentang
kita. Antara kita.
Kamu
yang mengajarkan tentang artinya cinta yang nyata. Kamu yang telah membuat
bahagia ini nyata. Seutas senyum dipagi hari, ingatan akan hal yang mungkin tak
pernah ku dapatkan. Perhatian yang mungkin pernah kurasakan tapi tak senyata
ini.
Setidaknya
kamu memang benar-benar nyata dalam hidupku saat ini. Setidaknya kamu memang
benar-benar ada, benar ku rasakan, bukan sekedar mimpi.
Canda
tawa yang kita lewati selama lima bulan ini belum begitu berarti kalau kamu tak
pernah memperjuangkan cinta kita. Cinta yang terhalang oleh jarak.
Oke,
Depok tak terlalu jauh untukku. Hanya sekitar 2 jam untuk menempuhnya. Tapi,
apakah harus aku melulu yang mengunjungimu? Sedangkan kamu disana hanya
menungguku sembari menyeruput kopi dingin yang sering kau lakukan saat duduk di
sofa ruang tamu mu?
Pertemuan
kesekian kali kita, apakah aku melulu yang berjuang melawan panasnya kota Depok
dan derasnya hujan disertai angin kencang? Apakah kau tak menyadari bagaimana
perjuanganku untuk menyambut rindu kita? Rindu yang perlahan menghancurkan
hubungan kita. Rindu yang selalu menggebu untuk minta dipertemukan? Pernahkah
kamu memikirkan akan hal itu?
Aku
mengerti kamu. Selalu mengerti kamu. Kesibukkan sekolahmu yang tinggal
menghitung bulan saja, yang sedang dihadapi oleh berbagai ujian-ujian dan
penambahan materi disekolahmu, yang sudah sedikit melupakanku yang selalu
merindu, menunggu kabar dari mu. Menunggu setiap chat yang biasanya selalu mengudara, membuat simpul dibibir ini
merekah. Tapi....apakah sekarang, aku masih bisa merasakannya?
Kealfaanmu
setiap ucapan pagi yang membuat aku kecewa, sesaat aku membuka mataku dan
melihat layar handphone ku tak tertulis namamu lagi. Entahlah, aku lelah dengan
perasaan ini. Sebenarnya aku lelah. Tapi aku tak bisa jujur kepadamu tentang
apa kelelahan yang sedang kurasakan ini. Aku tak ingin merusak hubungan kita. Hanya
itu.
Kalau
pun ingin mengakhiri akupun tak bisa. Perasaan sakit selalu timbul disaat aku
merasakan hal itu. Aku tak bisa kehilanganmu. Aku tak mau pergi darimu. Sekalipun
itu.
Aku
teringat perkataan sahabat-sahabat ku yang harus menjuhkanmu, yang katanya kamu
hanya parasit dihidupku. Yang hanya meminta kebahagianku, tidak dengan
kesedihanku. Aku mohon, jangan katakan itu......
Aku
percaya, kesabaran ini akan membuahkan hasil yang sudah setimpal dari apa yang
telah aku rasakan. Walaupun saat ini kamu hanya bisa memberikan kesetian, cinta,
kasih sayang dan kepercayaan untukku, aku akan bersabar pasti aku bisa
merasakan apa yang orang lain akan rasakan. Aku hanya bersabar suatu saat aku bisa
mendapatkannya lebih dari itu.
Aku
akan menunggu setiap moment dihidupku. Aku menunggu kebahagianku bersamamu. Aku
menunggu kita.... ketika aku dan kamu sama-sama berjuang melawan jarak dan
sama-sama mempertahankan yang harus dipertahankan.
Aku
percaya lima bulan ini pasti akan membuahka hasil sesuai dengan apa yang selama
ini aku impikan.