Dreamer!

Saturday 7 December 2013

Ketika aku mulai memahamimu

Awalnya, ini hanya perasaan kagum yang tak begitu kupedulikan, tapi ternyata aku salah; perasaan ini berkembang menjadi rasa takut kehilangan yang sulit kuhindari. Aku mulai menyayangimu tanpa sepengetahuanmu. Semua berjalan seperti biasa dan aku semakin menikmati kedekatan kita yang entah harus diberi nama dengan status apa. Aku tak pernah takut saat mencintaimu. Layaknya air laut yang mengikuti lekuk gelombang, seperti itulah aku membiarkan rasa cintaku terus mengalir tanpa kendali Percakapan setiap malam yang kauselipkan lewat pesan singkat mampu menyeretku ke perasaan yang dulu sangat ingin kuhindari; cinta. Kamu membuka mataku dengan tindakanmu yang ajaib, sampai-sampai aku tak lagi paham alasan yang harus kujelaskan; mengapa aku bisa begitu menggilaimu.

Cinta ini sangat tulus. Sungguh. Tak ada penuntutan yang kulakukan, aku juga tak menganggumu, dan aku juga tak meminta status serta kejelasan. Aku tidak seberani itu kan? Kamu mengetahuiku juga mengenalku, tak mungkin jika kautak menyadari ada perasaan berbeda dalam hatiku. Aku bisa menebak matamu, ketika kamu bercerita tentang dunia yang ingin kausinggahi, saat kau membawaku ke dalam dunia ceritamu yang sudah mulai kupahami. Aku berusaha memahami kemisteriusanmu.

Aku merasa sudah mulai memahami. Aku merasa punya kesempatan untuk sedikit mencicipi hidup menyenangkan bersamamu. Aku sanggup mengisi hari- harimu dengan kebahagiaan baru. Tapi, ternyata kita tak sejalan. Perhatian yang kusediakan khusus untukmu seakan menguap tak berbekas. Rasa cinta yang kuperjuangan dengan sangat demimu seolah-olah tak pernah mampir sedikit dalam benakmu. Kaubiarkan aku mengejar bayangan, sementara kenyataan yang sesungguhnya entah kau sembunyikan di mana. Batas kebahagiaan yang dulu kaujelaskan secara utuh padaku; kini buram dan hitam.

Tidak mungkin kautidak tahu bahwa aku mencintaimu. Tidak mungkin kautak memahami perhatian dan tingkah lakumu. Tidak mungkin hatimu begitu buta untuk mengartikan segalanya yang kurasakan terhadapmu adalah cinta! Apa hatimu sengaja kaukunci rapat untukku? Apa matamu sengaja kau butakan agar tak membiarkan bayanganmu menyentuh retinamu?

Langkahku terus mencoba menggapaimu, jemariku merasa menggenggam tanganmu; namun, ternyata semua kosong. Kukira, percakapan kita adalah hal yang spesial bagimu. Kusangka, semua perlakuanmu terhadapku adalah bukti bahwa kau menganggapku istimewa. Nyatanya, aku salah menafsirkan. Bagimu, aku bukan siapa-siapa dan tak berarti apa-apa. Aku tak bisa menahanmu pergi. Bahkan, ketika kau memilih habiskan kebahagiaanmu bersama yang lain, kemudian membiarkan aku sendirian. Tanpa mengucapkan pisah dan tanpa kautahu sudah ada yang tumbuh diam-diam di hatiku; cinta.

Ternyata, aku belum benar- benar memahamimu. Ternyata, aku belum benar-benar mengenalmu. Ternyata, kamu yang kuperjuangkan  dengan sangat mendalam; tak sehebat yang kubayangkan.


Sumber : Dwitasari

Friday 6 December 2013

Sinopsis Novel Tiga Hari Yang Lalu

Hai readers;) Hanya ingin memberitahukan. Novel gue sebentar lagi akan selesai. Lagi tahap-tahap penyelesaian masalah. Kemarin sempat terbayang untuk memikirkan sinopsisnya. Nah, akhirnya terbayang.... yuk lihat sinopsisnya kayak apa....
*Cekidot



Merasakan bahagia itu sederhana. Jika ada kamu disampingku. Cinta itu bisa sempurna. Jika kita saling melengkapi antar sesama. Cinta sejati itu ada. Jika kamu memang benar-benar ditakdirkan untukku oleh Tuhan yang menciptakan kita.
Seperti angin yang menamparkan hidupku untuk terus berjuang dalam menjalani hidup yang begitu sangat kejam ini. Aku diajarkan oleh angin. Diajarkan untuk meraih sebuah penghargaan hidup yang mengarah. Penghargaan yang dinamakan kebahagian. Kulalui hidup ini dengan penuh rasa syukur. Aku mempunyai Ibu, adik dan seorang kekasih yang begitu sangat mencintaiku. Cintanya tak akan ada yang pernah menggantikan direlungku paling dalam.
Banyak sebuah goncangan yang telah ku temui. Seperti penyakit kanker otak yang ku derita, masalah perselingkuhan kekasihku dan sebuah rahasia yang menghancurkan hidupku. Hingga penyakit yang ku derita ini menjadi kambuh.
Kekasihku mengilang, dia telah bersemayam didalam hatiku. Dan kau menyuruhku menukarkan hatimu untuk dia. Dia yang pernah membuat mu sakit karenanya. Kau memaksakan aku untuk mencintai musuhmu? Bagaimana aku bisa melanjutkan hidup? Bahwa semua yang ada di hatiku ini merupakan kenangan kita. Apakah kau ingin menjual kenangan kita dengan dia? Ya, dia... musuhmu.

Bagaimana? Minta saran dan kritikannya ya;) Thanks