Dreamer!

Friday, 31 January 2014

Menyayangi kamu dalam khayalan

Hari sabtu. Ya, hari-hari yang ku tunggu setelah 5hari kulewati dengan menuntut ilmu. Hari sabtu yang begitu syahdu bagai dialam mimpi yang panjang. Tak ada yang mengganggu, tak ada suara apapun selain kipas angin yang mengudarakan aliran udara. Mimpi-mimpi telah kulewati, saat tiba aku terbangun pukul 10 pagi. "Aduh, perawan jam segini baru bangun," ucap Papah saat aku menuruni anak tangga yang agak curam sembari membenarkan ikatan rambut ku yang entah sudah tak menarik dipandang.

"Kayak enggak pernah lihat Rana bangun jam segini saja, Pah." Jawabku sembari mendekatinya yang sedang berada didapur untuk memasak. Papah adalah orang tua satu-satunya yang ku punya. Selama Mamah telah tiada, Papahlah yang merangkap menjadi Ibu rumah tangga juga. "Masak apa, Pah?" Tanyaku saat Papah sedang sibuk menabur bumbu ke masakan nya. Ah! Capcai. Iya, Papah paling jago kalo masak capcai. Sangking jago nya hampir setiap hari beliau membuat itu. Tidak apalah! Aku terima, daripada aku tak makan.

"Mandi gih sana!" Papah menyuruhku membersihkan badan yang mungkin wanginya sudah tak karuan karena memang kemarin sore aku tak mandi. Hehe. Maklum lah, terlalu sibuk! Dan mumpung ini libur lebih baik aku berendam di bath up!

***

Setelah hampir 2 jam aku mengurung diri dikamar mandi. Aku berniat menyelesaikan cerita tulisan tanganku yang ku simpan di document laptop. Tapi, terdengar suara handphone ku yang berbunyi. Ada BBM masuk. Dan akhirnya ku urungkan niat ku untuk melanjutkan tulisan tanganku itu.

Utamara Relbyan. Dia siapa? Aku bertanya-tanya dalam hati. Sempat ingin melihat display picture nya lagi-lagi di PING aku! Tak sabar an. Aku menggrutu. Akhirnya ku balas, "Ya?" hanya itu. Dan ku letakkan kembali BB ku dipangkuan meja tempat bingkai-bingkai foto terpampang manis dengan wajah-wajah masa lalu.

Aku pergi keluar. Menghampiri Papah yang sedang asyik dengan camilan nya sembari menonton tv. Aku sudah duga, pasti beliau menonton acara itu lagi. Laptop si Unyil. Acara kegemaran nya. Entahlah, beliau memang paling suka acara tv yang memberi pengetahuan seperti itu.

"Makan dulu sana, dek!" Suruh papah saat aku baru saja mendaratkan bokongku dengan mulus disofa. "Nanti, Pah. Oiya, Mas Awan kemana?" Tanyaku menanyakan Kakak yang paling perhatian kepadaku. Aku punya 2 kakak dan semuanya laki-laki. Sayangnya, aku tak punya adik. Padahal, aku sempat iri dengan teman-teman yang memiliki adik untuk bisa diajak kemana-mana.

"Lagi beli terpal buat mobil," Jawabnya masih serius dengan camilannya. "Lho, memang yang kemarin kemana?" Tanyaku kembali. "Sobek," Aku hanya menganggukan kepala dan berOoh saja.
"Papah sudah makan?" Tanyaku. "Sudah, barusan." Jawabnya sambil berganti kegiatan. Dia sedang mengotak-atikan handphone nya. Pasti error lagi! Hahaha aku menertawakannya. "Error lagi?" Dia hanya mengangkat bahunya sembari menaikan raut muka pertanda dia sudah jenuh. Aku langsung pergi ke dapur agar tak ada suruhan dari Papah. Hehehe....

"Aku makan dikamar ya, Pah." Teriakan ku sangat kencang hingga membangunkan kucing ku yang sedang tertidur. Ku nyalakan tivi dikamar dan ku duduk bersandar diantara tempat tidurku.

No comments:

Post a Comment